Setelah menikah, Allah memberikan hadiah terindah hanya dalam waktu 3 bulan. Alhamdulillah, aku langsung dipercaya untuk mengandung. Rasanya campur aduk—antara bahagia, kaget, dan takut. Tapi lebih dari itu, aku merasa... dipercaya. Allah percaya aku mampu menjadi ibu.
Anak pertamaku datang seperti kilat dalam hidupku, dan sejak itu segalanya berubah. Belajar jadi ibu bukan hal mudah, apalagi saat anakku ternyata super aktif. Aku harus banyak menyesuaikan diri: dari perempuan biasa menjadi ibu yang harus sigap, sabar, dan kuat setiap hari.
Tapi di balik lelah yang tak terlihat itu, aku menemukan banyak cinta yang tak pernah kupikir bisa kurasakan. Anak ini mengajarkanku sabar, mengajarkanku kuat, bahkan saat aku merasa tak punya sisa tenaga untuk melangkah.
Aku masih belajar. Masih sering merasa kurang. Tapi setiap kali kutatap matanya, aku tahu... aku sedang berada di jalan yang tepat. Jalan menjadi ibu.
0 komentar:
Post a Comment