Laman

"Gundah" berakhir tau pertahankan?!

20 Desember 2023
Ketika sudah ada dititik terendah. Ingin sekali hati ini menyerah, ingin sekali raga ini berontak. Rasanya sungguh sakit sekali. Entah ini takdir atau balasan dari perbuatan jelekku. Semenjak orang tuaku meninggal kelurgaku hancur. Sekarang keluarga kecilkupun demikian. Suamiku selingkuh berkali2. Alasan anak2 dan aku yang tidak bisa apa2 merupakan alasan yang paling kuat untuk tetap bersama. Aku selalu meyakinkan diriku sendiri. Takdir Allah pasti indah. Semuanya sudah digariskan. Yakin dan selalu yakin semua ini terbaik untuk ku.

Tentang pernikahan... Dalam pikiranku yang jelek. Kok capek bgt ya jdi seorang perempuan. Semunya hrus serba bisa, semuanya harus dikerjkan sendiri. Mungkin diluar sna banyak sekali yg diuji lebih dri aku. Dn aku tau janji Allah itu benar. "Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya (Al-Baqarah : 286)" semua manusia diuji atas kesanggupannya masing2. Tapi buatku ini sulit sangat membunuh karakterku. Dimna ku bnar2 dituntut untuk berubah. Seolah tak ada yang baik dalam diriku. 
Pernikahanku sudah 7tahun. Aku dikaruniai 3orang anak. Yang pertama 6thn, yg kedua 3thn, dan terakhir 1thn. Sedangkan suamiku sudh 4kalinya selingkuh. 

Dan pada akhirnya entah aku perempuan bodoh atau apalah. Aku memilih bertahan untuk anak2ku.....
Semoga semuanya indah pada waktunya aminnn....

Untuk Diriku yang Sedang Bertahan Terlalu Lama



Hai, diriku yang hebat…

Sudah terlalu lama kamu menahan luka.
Tersenyum padahal hatimu beku.
Menyembunyikan tangis di balik kesibukan sebagai ibu.
Berpura-pura kuat agar anak-anak tetap merasa aman.
Tapi hari ini… cukup.

Kamu bukan ibu yang egois jika memilih untuk bahagia.
Kamu bukan perempuan lemah hanya karena ingin melepaskan yang sudah menyakitimu berkali-kali.
Kamu bukan istri yang gagal — kamu hanya perempuan yang memilih menyelamatkan jiwanya sendiri.

Kamu sudah mencoba bertahan.
Kamu sudah memberi waktu, kesempatan, dan harapan.
Tapi kamu juga tahu:
Rumah yang sepi tanpa cinta bukan tempat yang sehat untukmu dan anak-anak.
Hidup bersama, tapi hati sudah tidak saling peduli, hanya membuat luka makin dalam.

Ingat…
Anak-anak butuh ibu yang utuh, bukan ibu yang terus menambal hatinya sendiri.
Mereka butuh kasih sayang yang hangat, bukan rumah yang hanya tampak "baik-baik saja" tapi hampa.
Dan mereka akan lebih bahagia jika ibunya tersenyum sungguhan, bukan senyum palsu yang lelah.

Hari ini, beranilah…
Beranilah memulai hidup yang baru.
Beranilah memperjuangkan hak sebagai ibu.
Beranilah mencintai dirimu sendiri — karena itu hadiah paling indah yang bisa kamu berikan untuk anak-anakmu.

Kamu boleh takut.
Tapi jangan lupa, kamu juga kuat.
Kamu bisa bahagia. Dan kamu pantas untuk itu.

Dengan cinta dan penghargaan tertinggi,
Dari aku — untuk aku sendiri.



Pantas kah aku dicintai dengan utuh??

Kadang mikir, apa sih amalan perempuan2 yg terlihat sempurna? Aku mengerti tidak ada yang sempurna semua punya kekurangan hidup masing2 tapi kita tidak melihatnya....

[Diary – Apakah Aku Pantas Dicintai?]

Kadang aku duduk sendiri, memandangi pantulan wajahku di cermin…
Bertanya dalam hati:
“Dengan semua luka yang kubawa, semua kekurangan yang kupunya… apa aku masih pantas dicintai?”

Aku bukan sosok yang sempurna.
Aku pernah marah, pernah kecewa, pernah patah.
Bahkan kadang aku lelah jadi ibu, lelah jadi istri, lelah jadi manusia.

Tapi jauh di dalam diri ini, aku tahu…
Aku punya hati yang setia.
Aku mencintai dengan cara paling tulus—meski seringkali tak dihargai.
Aku memberi, bahkan saat aku sendiri kekurangan.
Aku tetap tinggal, bahkan saat aku ingin lari.

Lalu kenapa rasanya cinta yang kudapat selalu setengah-setengah?
Kenapa aku selalu jadi pilihan terakhir, bukan yang utama?

Aku ingin dicintai… dengan utuh.
Bukan hanya saat aku kuat, cantik, atau menyenangkan.
Tapi juga saat aku rapuh, berantakan, dan butuh dipeluk.

Aku ingin seseorang melihat aku apa adanya…
Bukan karena peran yang kujalani, tapi karena jiwaku yang tak pernah lelah mencinta.

Dan malam ini…
Aku izinkan diriku percaya satu hal:

Aku pantas dicintai.
Pantas dihargai.
Pantas dipilih… tanpa perlu membuktikan diri setiap waktu.

Dan sebelum orang lain mencintaiku dengan utuh, Aku akan belajar mencintai diriku sendiri terlebih dulu.
Karena aku berharga.
Aku layak.
Aku cukup.



Kehamilan Tak Terduga, Hadiah Terindah dari Allah

Kala hidup sedang tidak mudah.
Anak sulung baru 5 tahun. Si tengah masih 2 tahun dan masih sering minta digendong. Aku merasa tubuhku belum selesai beristirahat… dan tiba-tiba aku hamil lagi. Iya, hamil anak ketiga. Di luar dugaan. Padahal sudah dijaga sebisa mungkin. Tapi apalah daya... Allah berkendak lain. Saking tidak percayanya sampai 2kali tespek. dan 2kali kedokter dan bidan.


Jujur saja, saat itu aku menangis. Bukan karena tidak bersyukur, tapi karena bingung.
Bagaimana nanti? Bagaimana membagi waktu? Bagaimana kondisi keuangan kami yang sedang turun-turunnya?

Aku merasa lelah…
Tertekan…
Dan bersalah, karena ada suara kecil dalam hati yang bertanya:
"Mampukah aku?"

Tapi hari demi hari berlalu.
Air mata digantikan dengan istighfar.
Keluhan pelan-pelan berubah jadi doa.
Dan perlahan, aku mulai menerima…
Inilah yang Allah titipkan. Inilah yang harus aku jaga.

Dan saat dia lahir seorang bayi perempuan mungil yang selama ini aku dambakan segala kekhawatiran runtuh. Tangisnya malam itu seakan membawa cahaya baru. Allah memberikan yang aku pinta… bahkan di saat aku merasa tak layak meminta.

Kini, aku sadar…
Semua pemikiran negatifku dulu, semua ketakutan yang sempat memenuhi dada… ternyata tak pernah lebih besar dari kasih sayang Allah.


Kadang yang datang tak sesuai rencana… tapi selalu sesuai takdir terbaik dari-Nya.
Jangan buru-buru takut. Jangan cepat-cepat berburuk sangka.
Sebab bisa jadi, hal yang tak kamu inginkan hari ini,
adalah jawaban doa yang kamu bisikkan bertahun-tahun lalu.

Allah selalu tahu apa yang terbaik. Bahkan saat kita belum paham maksudnya.

Anak ketiga lahir pada tanggal 02-02-2023


 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...