[Diary – Malam yang Sunyi]
Kadang aku bertanya pada diri sendiri…
Apa masih mungkin menjalani hidup tanpa mencintai?
Setelah banyak luka, banyak air mata yang aku telan diam-diam… rasanya hati ini beku.
Bukan karena aku tak bisa mencinta. Tapi karena setiap kali aku membuka hati, yang masuk justru duri.
Aku ingin pergi…
Ingin melepaskan, ingin bebas dari luka yang terus-menerus merobek ketenanganku.
Tapi setiap kali bayangan anak-anak melintas… langkahku berat.
Aku takut mereka terluka.
Takut mereka kehilangan bayangan "keluarga utuh", walau kenyataannya hancur di dalam.
Aku bertahan bukan karena cinta.
Tapi karena tanggung jawab. Karena takut.
Karena suara kecil dalam hati yang bilang, "Tahan sebentar lagi. Demi anak-anak."
Tapi aku lelah.
Lelah jadi yang kuat terus.
Lelah pura-pura baik-baik saja.
Lelah menenangkan orang lain, padahal diriku sendiri retak.
Malam ini aku cuma ingin didengar.
Tanpa nasihat. Tanpa dihakimi.
Aku hanya ingin menuliskan apa yang selama ini terkurung di dada.
Kalau memang harus hidup tanpa cinta, semoga masih ada kedamaian.
Dan kalau suatu saat aku mencintai lagi…
Semoga yang kucintai pertama adalah diriku sendiri.
0 komentar:
Post a Comment