Malam ini aku membuka kembali blogku.
Membaca tulisan-tulisan lama yang pernah kutulis dengan segala rasa.
Ada yang kutulis sambil menangis, ada yang penuh tawa,
ada juga yang kutulis saat aku sedang ingin menyerah, tapi tetap mencoba kuat.
Semuanya terasa seperti potongan hidup yang kembali hidup.
Seolah-olah aku sedang duduk bersama diriku yang dulu.
Aku bisa mengingat momen-momen itu dengan begitu jelas…
karena aku menuliskannya.
Karena aku mengabadikannya.
Mungkin inilah alasan terbesarku untuk terus menulis:
bukan untuk didengar orang, tapi untuk tetap mengingat.
Karena kenangan itu rapuh…
Dan hati manusia terlalu sering lupa dengan perjuangannya sendiri.
Blog ini memang kebanyakan berisi diary kehidupanku.
Bukan artikel berat, bukan tips yang sedang tren.
Hanya isi hati, yang terkadang tak sempat disuarakan di dunia nyata.
Sebagian besar memang tidak aku publikasikan.
Karena aku sadar, ini ruang online—siapa pun bisa melihat, siapa pun bisa menilai.
Tapi kadang, muncul rasa ingin membagikan semuanya.
Bukan untuk dikasihani, bukan pula untuk dipuji.
Melainkan sebagai bukti bahwa aku pernah melalui semua itu.
Bahwa aku pernah menangis, pernah patah, pernah rapuh—dan aku bisa melewatinya.
Tulisan-tulisan ini mungkin tidak penting untuk orang lain,
tapi sangat berarti untukku.
Karena mereka adalah saksi sunyi dari perjalanan hidupku yang tidak selalu mudah.
Dan saat aku membaca ulang semuanya, aku tahu satu hal:
aku tidak selemah yang dulu kukira.
---
0 komentar:
Post a Comment