Laman

Bertahan, Bukan Karena Kita Satu Pandangan



Selama ini, aku sering merasa kita seperti dua orang asing yang tinggal di rumah yang sama. Kita ada, tapi jarang benar-benar hadir untuk satu sama lain.

Tidak ada cerita yang dibagi. Tidak ada tawa yang dibagi. Tidak ada pandangan yang bertemu di tengah.

Kita beda.
Beda cara berpikir.
Beda pola asuh.
Beda cara memandang hidup.
Seolah apa yang penting bagiku, tak pernah jadi prioritasmu. Dan mungkin begitu juga sebaliknya.

Aku capek. Bukan hanya karena mengurus rumah dan anak, tapi karena mengurus hati sendiri agar tetap kuat. Rasanya lelah ketika semua yang aku lakukan, bahkan cerita kecilku, seolah tak berarti di matamu.

Tapi kita tetap di sini.
Bukan karena kita sudah menemukan benang merah.
Bukan karena kita sudah saling memahami.
Tapi karena kita memilih bertahan… untuk anak.
Kita sama-sama tahu, di balik semua perbedaan ini, ada satu hal yang masih sama: kita ingin anak-anak tumbuh dengan orang tua yang ada untuk mereka.

Entah sampai kapan.
Entah dengan cara apa.
Yang aku tahu, hari ini aku masih di sini — mencoba menjaga rumah ini tetap utuh, meski hatiku tak lagi utuh.



0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...