Laman

Apakah Aku Sedang Mati Rasa? (Catatan Seorang Istri yang Pernah Dikhianati)

Dear diriku sendiri,

Kadang aku bertanya-tanya, apakah hatiku masih sama seperti dulu?
Dulu aku begitu mudah tersenyum saat mendengar suamiku pulang. Dulu setiap obrolan kecil rasanya hangat. Tapi sekarang… bahkan untuk sekadar menyapa pun aku harus memaksa diri.

Aku merasa aneh.
Kenapa justru sosok suami yang ada di khayalan selalu hadir? Sosok yang sabar, penuh cinta, yang memelukku ketika aku lelah. Sosok yang… bukan dia yang ada di dunia nyata.
Apakah ini berarti aku mati rasa?

Mungkin ini bukan sekadar lelah.
Mungkin ini akibat luka yang terlalu dalam. Luka yang muncul ketika dikhianati berkali-kali, hingga hatiku memilih untuk menutup diri. Aku tidak ingin sakit lagi. Dan satu-satunya cara yang kutemukan adalah membiarkan jarak tetap ada.

Aku sadar, aku berubah.
Bukan aku tidak ingin dekat, tapi aku takut kecewa lagi. Aku takut terlalu berharap, lalu hancur di ujungnya. Aku takut cintaku tak dihargai seperti dulu.

Dan yang paling menyedihkan, aku jadi terbiasa.
Terbiasa bicara seperlunya.
Terbiasa menyimpan cerita sendiri.
Terbiasa hidup tanpa kehangatan yang dulu pernah ada.

Aku tahu ini bukan jalan yang sehat, tapi inilah caraku bertahan untuk saat ini.
Aku hanya ingin sembuh. Aku ingin merasakan lagi bahwa aku pantas dicintai. Aku ingin kembali percaya, meski entah kapan hati ini benar-benar siap.

Untuk diriku sendiri…
Tidak apa-apa kalau sekarang terasa hampa.
Tidak apa-apa kalau butuh waktu.
Aku ingin pelan-pelan kembali mengenali hatiku, mencintai diriku sendiri lebih dulu, sebelum bisa mencintai orang lain sepenuhnya.

Karena aku tahu, aku layak bahagia.

– Catatan hati seorang istri yang sedang belajar sembuh.

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...